5 Fakta Menarik Tentang Pangandaran, Nomor 4 Jarang yang Tahu

pangandaran
Pantai Barat Pangandaran di saat matahari mulai tenggelam. doc dede/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Objek wisata Pantai Pangandaran menjadi destinasi yang paling banyak diminati wisatawan daerah pesisir Selatan Jawa Barat saat masa datangnya hari libur.

Keramaian objek wisata Pangandaran dipicu karena keindahan alam dan panoramanya yang indah. Selain ramah untuk berenang, Pantai Pangandaran memiliki ragam budaya dan kuliner khas yang tentunya bisa dinikmati.

Namun, ada lima fakta menarik seputar Pantai Pangandaran yang mungkin belum kamu tahu. Berikut ini lima fakta menarik Pantai Pangandaran:

Asal-usul Nama Pangandaran

Nama Pangandaran berasal dari dua kalimat, yakni Pangan dan Daran. Dalam sejarah tutur yang beredar di masyarakat Pangandaran, Jawa Barat. Kata Pangan artinya makanan, sedangkan kata Daran berasal dari andar-andar yang artinya pendatang.

Jika diartikan lebih jelasnya, nama Pangandaran diartikan para pendatang yang membawa makanan.

Dalam versi lainnya menyebutkan, Pangandaran diartikan sebagai pusat mencarinya sumber makanan atau sumber pendapatan untuk warga sekitar mencari makan.

Baca juga:  Peduli Koperasi, HMI Pangandaran akan Gelar Seminar Digitalisasi di Gedung DPRD

Pangandaran sudah disebut dalam Uga atau ramalan leluhur Cijulang dalam kitab Kacijulangan. Di sana disebutkan Pangandaran Boga Ngaran Jadi Hamparan.

Artinya, Pangandaran akan memiliki wilayah kawasan yang luas dengan kekuasaan mandiri dan memiliki nama besar dan terkenal, serta menjadi pusat hilir mudik wisatawan.

Merayakan Libur Lebaran di Pangandaran Ramai Sejak Tahun 1929

Dalam catatan digital, dokumen milik Collectiedatabase Van Stichting National Museum Van Amsterdam: Tropen-Museum Royal Institute, memperlihatkan suasana Lebaran tempo dulu.

Pada dokumen itu tertulis dalam bahasa Belanda Stransgenoegens Bij Pangandaran, Lebaran 1929.

Foto tersebut membuktikan bahwa pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pangandaran sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata pantai.

Dalam keterangan yang dirangkum dari beberapa literatur yang dihimpun, ada dua objek wisata Bahari yang dikenal zaman Belanda, yakni Muritis Bay atau sekarang disebut Pantai Barat Pangandaran dan Batoe Lajer atau dikenal Batu Hiu.

Baca juga:  Defisit di Pangandaran Dampak dari Pemerataan Pembangunan Selama Dua Tahun Terakhir

Pengunjung yang ada di dua objek wisata tersebut tak hanya berasal dari bangsa Belanda, tetapi dari kalangan Pribumi.

Wisata Alam yang Beragam

Pangandaran tak hanya soal pantai saja, wisata alamnya terbilang sangat lengkap dan banyak. Wisata alam di Pangandaran hampir ada di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Pangandaran.

Di antaranya, objek wisata Pantai Pangandaran, Green Canyon, Sungai Santirah dan Citumang, Situ Cisamping, Gunung Parang, Puncak Manci dan Puncak Embun Gunung Sukahurip.

Akulturasi Budaya

Pangandaran pernah dipimpin beberapa kerajaan dan pemerintahan penjajah. Setelah runtuhnya Kerajaan Sunda pada 1579, wilayah Pangandaran diteruskan oleh Kerajaan Sumedanglarang yang wilayahnya membentang dari Sungai Cisadane sampai Sungai Cipamali.

Namun sebelum Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh merupakan pemerintahan yang memimpin wilayah Pangandaran.

Baca juga:  Pasutri yang Gunakan Alat Kontrasepsi di Pangandaran Minim

Pada 1595 Pangandaran sempat masuk Kerajaan Mataram. Selain itu, Pangandaran pernah terbagi dua menjadi bagian wilayah Sukapura dan wilayah Galuh.

Akibatnya, penduduk Pangandaran memiliki bahasa campuran Sunda dan Jawa. Terlepas dari adat dan budaya pesantren yang melekat dari Sukapura. Dengan ciri terdapatnya banyak pesantren dan peninggalan situs tokoh penyebar agama Islam.

Pusat Perdagangan Kelapa dan Kopra Terbesar Se-Asia Zaman Belanda

Selain menjadi pusat wisata Bahari, Pangandaran dikenal sebagai wilayah komoditas perdagangan kelapa dan kopra terbesar pada zaman Belanda se-Asia Tenggara.

Pada zamannya komoditas kelapa menjadi salah satu paling penting di wilayah priangan timur, khususnya Pangandaran. Pemerintah Belanda pada waktu itu mengembangkan perkebunan kelapa di Pangandaran.

Produksi industri perkenunan kelapa adalah kopra. Lokasi pabriknya berada di sekitaran Pantai Pangandaran, yang kini menjadi tempat relokasi pasar wisata.