Pangandaran Siapkan Langkah Strategis Antisipasi Inflasi Dampak Kenaikan BBM

Pangandaran Siapkan Langkah Strategis Antisipasi Inflasi Dampak Kenaikan BBM

BERITA PANGANDARAN.ruber.id – Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi angka inflasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Pangandaran Dadang Dimyati mengatakan, setiap hari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melakukan monitor harga di pasar tradisional.

“Harga yang terus dipantau di antaranya daging, telur, cabai, bawang merah. Hasil pemantauan harga yang melonjak naik yaitu bawang merah mencapai Rp70.000/kg,” kata Dadang, Jumat 16 September 2022.

Sebelum kenaikan harga BBM, harga bawang merah di Pangandaran Rp60.000/kg. Kemudian cabai rawit menjadi Rp60.000 yang semula Rp50.000/kg. Lalu cabai kriting menjadi Rp70.000 yang sebelumnya Rp60.000/kg.

Baca juga:  Ngabuburit ala Paguyuban Duta Baca Pangandaran

“Kalau komoditi telur ayam BR justru mengalami penurunan. Di Pasar Kalipucang dari Rp28.000 menjadi Rp27.000, Pasar Pananjung dari Rp29.000 menjadi Rp28.000 dan di Pasar Parigi harga tetap di angka Rp30.000,” ujarnya.

Dadang menuturkan, dampak dari kenaikan harga BBM adalah daya beli masyarakat menurun, pertumbuhan ekonomi lemah dan angka kemiskinan bakal bertambah.

“Pemkab Pangandaran rencananya bakal menggelar pasar murah supaya harga kebutuhan masyarakat bisa stabil,” tuturnya.

Dadang menambahkan, dampak kenaikan BBM pun mempengaruhi angka inflasi di Priangan Timur yang mencapai 4,95%, termasuk Kabupaten Pangandaran.

“Angka itu diketahui pada saat rapat koordinasi antara Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemkab Pangandaran,” tambahnya.

Baca juga:  Tim Gabungan Sidak Bakul Ikan di Pangandaran, DKPKP Sebut Ada Kebocoran PAD 70%

Cabai Jadi Komoditas untuk Operasi Pasar Murah di Pangandaran

Terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian Pangandaran Ghaniyy Fahmi Basyah mengatakan, Pangandaran merupakan salah satu pemasok cabai ke pabrikan besar.

“Dinas Pertanian Pangandaran memiliki kelompok tani binaan Baitulmunawaroh di Blok Cikalesem, Dusun Giriharja, Desa Selasari, Kecamatan Parigi,” kata Ghaniyy.

Ghaniyy menyebutkan, kelompok tani tersebut setiap bulan berhasil memasok cabai ke pabrikan besar sebanyak 22.680 kilogram. Periode Juli hingga Desember 2021 berhasil memasok 123.120 kilogram.

“Dibeli oleh pabrik itu sebesar Rp20.000/kg. Kondisi seperti ini bisa disiasati oleh Pemkab agar mereka menyisihkan produksi dari target rutin pengiriman untuk dijadikan bahan operasi pasar murah,” sebutnya.

Namun, kata Ghaniyy, dengan kondisi musim hujan yang terjadi harus terantisipasi angka gagal panen atau potensi kerugian. Karena cuaca hujan yang terjadi sangat rentan akan serangan hama pada tanaman cabai.

Baca juga:  Dinas ESDM Jabar akan Kirim Surat Penertiban Galian C Ilegal ke APH di Pangandaran