Gejala PMK pada Sapi di Pangandaran Disinyalir Berasal dari Jateng

sapi pangandaran
Gejala PMK pada sapi di Pangandaran disinyalir berasal dari Jateng

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Puluhan ekor sapi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, bergejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi yang bergejala diduga berasal dari Jawa Tengah (Jateng).

Sekretaris Dinas Pertanian Pangandaran Ghaniyy mengatakan, dugaan penularan PMK tersebut setelah ada pengiriman sapi dari Jateng yang lolos pantauan.

“Pengiriman sapi dari Jateng ke Pangandaran terjadi pada malam hari dan kami melakukan pemantauan tidak 24 jam,” kata Ghaniyy, Rabu (22/6/2022).

Sebelumnya, Dinas Pertanian melakukan pengetatan pengiriman hewan dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Pangandaran.

“Kami melakukan cek point pada hewan dari luar daerah yang masuk ke Pangandaran pada (23-27/5/2022). Karena beberapa keterbatasan, akhirnya rutinitas itu hanya berjalan lima hari,” ujarnya.

Baca juga:  Penerima Bantuan Sosial Tunai di Pangandaran Harus Ketahui Ini

Ghaniyy menuturkan, kesepakatan cek point tersebut dilakukan atas kesepakatan bersama antara pelaku usaha hewan ternak, Dinas Pertanian dan Polres Pangandaran setelah pasar hewan dibuka.

“Awalnya Dinas Pertanian menutup pasar hewan pada (13-19/5/2022). Karena pelaku usaha ternak hewan protes, akhirnya pasar dibuka dengan menyertakan syarat hewan dari luar daerah harus cek point terlebih dahulu,” tuturnya.

Ghaniyy menerangkan, para pelaku usaha ternak hewan melakukan protes lantaran penutupan pasar hewan berdampak buruk pada perekonomian.

“Tapi setelah banyak hewan dari luar daerah yang masuk ke Pangandaran dan tidak terpantau bahkan lolos dari cek point, maka terjadi indikasi gejala PMK terhadap 35 ekor sapi di Pangandaran,” terangnya.

Baca juga:  Raperda BPD Dikaji Pansus DPRD Pangandaran

Setelah terjadi gejala PMK, kata Ghaniyy, Dinas Pertanian kembali melakukan penutupan pasar hewan pada (6/6/2022). Dan pihak Dinas Pertanian melakukan upaya penyembuhan pada hewan sapi yang terindikasi PMK itu.

“Sekarang kondisi dari 35 ekor sudah membaik sebanyak 30 ekor, dan 5 ekor lagi masih dalam tahap pantauan,” sebutnya.

Penulis/Editor: SMF/R002