Jaga Tradisi dan Kebudayaan Leluhur, Festival Tampaling Rutin Digelar Warga Cikalong Pangandaran

Wakil Bupati Pangandaran Ujang Endin Indrawan menghadiri Festival Tampaling yang rutin digelar warga Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih. ist

BERITA PANGANDARAN.ruber.id – Warga Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, rutin menggelar Festival Tampaling. Festival tersebut dirutinkan demi menjaga tradisi dan kebudayaan para leluhur.

Tampaling sendiri diambil dari nama alat yang  digunakan warga Desa Cikalong untuk menangkap simeut (belalang) di sawah. Kegiatan menangkap belalang di sawah bekas panen itu diberi nama nampaling.

Festival Tampaling kali ini digelar di Saung Budaya Giri Samboja di Desa Cikalong, Kecamatan Sidamulih, pada Kamis 19 Oktober 2023.

Rangkaian adat tersebut dimulai dengan Ngampihan Pare (menyimpan padi) hasil panen ke dalam leuit atau semacam rumah kayu penyimpan padi.

Para petani yang membawa padi bernama rengkong, mereka memikul padi dengan gotong-royong pawai menuju leuit penyimpanan padi.

Baca juga:  Mengenang Tragedi Mei 98 Tonggak Awal Tumbangnya Orde Baru

Prosesi Ngampihan Pare salah satu pesan bahagia atau rasa syukur petani kepada sang pencipta karena paripurna telah dapat panen raya yang sempurna.

Kemudian para Rengkong mengelilingi pemain Gondang Buhun yang sedang memukul alat pemisah padi menjadi beras.

Setelah tiba di hadapan leuit, pemangku adat menyimpan padi yang telah dipanen. Tujuannya agar menyimpan stok padi untuk beberapa waktu.

Penyimpanan padi dalam leuit dipercaya dapat bertahan hingga beberapa kali musim panen padi, sehingga dapat bertahan menjadi lumbung pangan.

Kepala Desa Cikalong Ruspandi mengatakan, Festival Tampaling merupakan kristalisasi dari budaya dan adat masyarakat Desa Cikalong.

“Yang punya inisiatif pemberantasan hama belalang dengan alat ramah lingkungan,” kata Ruspandi kepada wartawan.

Baca juga:  Respons Positif warga Pangandaran yang Dapat Program Rutilahu Jabar

Ruspandi menuturkan, salah satu tujuan Festival Tampaling selain untuk melestarikan adat dan budaya, juga memperkenalkan cara mengatasi hama belalang.

“Outputnya juga menangkap hama belalang ini bisa menghasilkan, mereka mengolahnya menjadi makanan yang lezat,” tuturnya.

Prosesi Menyimpan Padi ke Dalam Leuit

Selain menampilkan praktik perburuan belalang atau nampaling, juga dipertunjukkan prosesi memasukan padi hasil panen ke dalam leuit atau lumbung.

“Ada prosesi sakral yang tujuannya panén saeutik mahi, loba nyésa (panen sedikit cukup, banyak tersisa). Agar hasil panennya manfaat dan barokah, itu targetnya,” ucapnya.

Menurutnya, setiap warga yang memiliki garapan sawah pasti memliki leuit di rumahnya. Leuit ini semacam bank, tujuannya agar kebutuhan padi tercukupi, tidak terjadi kerawanan pangan.

Baca juga:  Kasus ODGJ di Pangandaran Terus Meningkat, Nambah 2 Orang Tiap Bulan

Wakil Bupati Pangandaran Ujang Endin Indrawan menyampaikan, Festival Tampaling diharapkan bisa menjadi agenda rutin wisata. Sehingga nanti banyak pilihan-pilihan bagi wisatawan.

“Pemkab Pangandaran dalam hal ini Dinas Pariwisata memang harus memberi dukungan. Supaya kegiatan ini bisa diagendakan,” kata Ujang Endin yang hadir dalam acara tersebut.

Soal leuit, kata Ujang Endin, desa-desa lain juga diharapkan bisa mengikuti cara warga Desa Cikalong untuk menjaga ketahanan pangan. Artinya harus gemar menyisihkan atau menabung beras.