BERITA PANGANDARAN.ruber.id – Memasuki musim tanam, para petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mulai mengelukan langkanya pupuk subsidi. Sedangkan sebagai gantinya, petani tidak sanggup dengan pupuk nonsubsidi yang harganya mahal.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Pangandaran Asep Noordin mengatakan, pihaknya menerima banyak keluhan dari petani terkait langkanya pupuk subsidi saat memasuki musim tanam.
“Kelangkaan pupuk ini bisa dibilang merupakan persoalan yang klasik. Jadi selalu berulang-ulang setiap masa panennya. Ya ini harus bisa kita tangani dengan baik,” kata Asep, Selasa 9 Mei 2023.
Asep menuturkan, pada dua hari lalu sudah ada petani yang menyampaikan keluhan soal kelangkaan pupuk subsidi ini. Terlebih, dari awal tahun pun pupuk di Pangandaran memang sudah langka, padahal saat ini sedang masa tanam.
“Mereka minta diperhatikan soal kelangkaan ini. Memang petani di kita masih ketergantungan dengan pupuk kimia. Persoalan ini perlu ditangani secara serius. Perlu strategi dan evaluasi oleh pemerintah,” tuturnya.
Stok Pupuk di Warung Non Penyalur Lebih Banyak
Asep menerangkan, permasalahan kelangkaan ini menyangkut distribusi pupuk tersebut yang melibatkan pemerintah, distributor dan warung penyalur di setiap wilayah.
“Anehnya di warung yang tidak ditunjuk untuk penyaluran stoknya lebih banyak. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, karena mayoritas penduduk di kita adalah petani,” terangnya.
Sementara itu, Asep menyebutkan, database kartu tani harus berbasis luasan agar distribusi pupuk bisa tepat dan tidak kekurangan. Maka, para petani perlu menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
“Kalau luasan lahan sudah terverifikasi dan tervalidasi, maka pemberian jatah pupuk juga akan sesuai. Jangan sampai yang kebutuhannya 1 kuintal malah dapat 1 ton,” sebutnya.
Asep menambahkan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan pupuk granul atau sejenis pupuk kandang. Namun ketergantungan pupuk kimia masih sangat tinggi.
“Sekarang tinggal pemerintah mengedukasi soal pengalihan penggunaan pupuk kimia ke pupuk kandang,” tambahnya.
Salah seorang petani di Parigi, Kasmidi, 48, mengaku, dirinya memang kerap kesulitan mendapat pupuk subsidi saat masa panen. Bahkan, di daerahnya sendiri pun sangat sulit.
“Padahal saya ini memegang kartu tani, tapi sulit untuk bisa mendapatkan pupuk itu. Ya saya sangat setuju persoalan ini harus dicarikan solusinya,” kata Kasmidi.